Minggu, 10 Juni 2012

Perjuangan Tak Kenal Lelah

     Pak Kumis, seorang tukang bubur yang memiliki nama asli Pak Tejo ini adalah salah satu sosok di zaman yang modern ini masih selalu mengutamakan semangat yang tinggi dalam mengarungi hidup. Berbekal resep bubur dari orang sekitar, juga tekad dalam menghidupi keluarganya yang berjumlah 3 orang, beliau mulai berdagang bubur sejak tujuh tahun lalu. Mulai menjajakan dagangan pukul 6.30 di Jalan Anggrek Cakra, belakang Universitas Bina Nusantara, dan mengakhiri kegiatan berdagangnya saat 4 kilogram bubur yang dibawanya telah habis. Harga yang ditawarkan pun cocok dengan “kocek” anak kuliahan, yaitu hanya Rp 5.000,00 per mangkuk.

     Belakang Universitas Bina Nusantara dirasanya merupakan tempat yang strategis karena banyaknya mahasiswa Binus dan warga yang mengekost di dekat Binus. Tidak ada langkah marketing yang diambil. Beliau hanya melayani para pelanggan yang membeli dengan seoptimal mungkin dan terkadang apabila terdapat pesanan, maka beliau rela mengantarkannya sendiri.

     Setelah 7 tahun bergelut dalam usaha dagang bubur, beliau merasa tidak memiliki kendala apapun. Usaha dagang bubur telah menjadi bagian hidup beliau yang rutin dan bukan menjadi beban.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar